Sementara tinggal di Semarang, saya hanya berjalan sekitar 10 menit dari hotel saya ke jalan Imam Bonjol. Di mana Anda akan menemukan bangunan art deco megah dari Lawang sewu ... untuk masuk Anda harus membayar Rp 10.000 / orang juga Rp 50.000 untuk panduan. Bangunan ini di Semarang, Jawa Tengah, pernah menjadi kantor Nederlands-Indische Maatschappij Spoorweg (NIS) atau kantor pusat Rail yang merupakan cikal bakal sistem kereta api todays di Indonesia. Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang sebelumnya bernama Wilhelminaplein.
Pekerjaan bangunan tersebut dilakukan oleh arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan BJ Queendag dan menurut catatan sejarahnya dibangun pada tahun 1903 dan diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Thousand Doors). Ini karena bangunannya terlihat memiliki banyak pintu, ini adalah fakta bahwa pintu yang disebut ini sebenarnya adalah jendela tinggi dan 'seribu' adalah pemborosan dari banyak pintu saja. Ini adalah fakta bahwa bangunan ini memiliki banyak ketinggian dan lebarnya sehingga mudah untuk melihat mengapa jendela-jendela itu sering disalahartikan sebagai pintu. Sekarang sebagai 'Lawang Sewu' adalah satu dari 102 bangunan bersejarah kuno di kota Semarang, jadi seharusnya dan sudah terlindungi.
Saat ini, bangunan tersebut digunakan sesekali sebagai objek wisata dengan fasilitas seperti warisan sejarah bangunan kuno dan arsitek antik, dengan ruangan lain yang sering bisa digunakan untuk pameran atau acara. Tapi tempat ini menurut kabar tidak akan pernah dibuat menjadi hotel. Satu karena statusnya yang dilindungi, yang lainnya dikatakan dikatakan HAUNTED ... lokasi tersebut telah digunakan sebagai satu set untuk film horor angker. Pembuat film bertajuk sama dengan nama bangunannya ... 'LAWANG SEWU' buatan tahun 2007.
Tata letak bangunan terdiri dari satu rumah utama dengan 3 kubah (satu besar dan 2 kecil) dan gudang 2 lantai, satu menjadi ruang bawah tanah bawah tanah. Bagian yang paling menarik bagi saya adalah kubah kaca patri yang terletak di bagian tengah rumah utama, bangunan ini dibangun oleh arsitek sedemikian rupa untuk menghadap ke arah matahari terbit.
Seluruh struktur Lawang Sewu dibuat tanpa menggunakan kerangka logam, hanya penggunaan batu bata, marmer dan kayu. Marmer itu dibawa langsung dari Italia, dimana dari ubinnya berasal dari Karangpilang Surabaya. Pada saat posisi Belanda, ruang per kamar digunakan untuk awak kereta api. Saat ini ada ruang khusus yang dialokasikan dari luar untuk penempatan mesin kereta tua, di tepi depan gedung ini.
Bangunan bawah tanah dibangun kemudian di tahun 1916-1918. Pada masa penjajahan Belanda, daerah ini dulunya digunakan untuk daerah tangkapan air. Namun, selama pendudukan Jepang daerah tersebut ditransformasikan dan digunakan sebagai sel penjara yang terbagi dalam kotak jongkok yang bisa diisi hingga 5 narapidana, kemudian dilapisi dengan jeruji besi. Juga ada daerah eksekusi yang mengerikan untuk pemenggalan kepala tahanan, setelah itu ada daerah di mana mereka akan mengumpulkan kepala yang telah terputus dari tubuh, lalu melemparkan mereka ke sungai karena mengetahui bahwa mereka akan melayang melewati habitat lokal. Dengan demikian, mengirimkan peringatan tentang apa yang akan terjadi pada orang-orang yang nakal.
Lawang sewu dikenal oleh penduduk setempat untuk dihantui dan diduga memenggal makhluk yang sering terlihat di malam hari. Ini sebenarnya adalah daya tarik bagi banyak Turis baik asing maupun nasional bagi mereka yang menyukai kesempatan untuk menantang saraf mereka dalam tur mistis angker dan mungkin menjadi saksi penampakan hantu. Hmmm ... hanya bayangan di benakku di daerah bawah tanah ini ... taruh aku ke sana ... apalagi menikmati tur yang begitu mengerikan.
Rumah Hantu Lawang Sewu
Reviewed by rezzy
on
Januari 15, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: